Menatap Langit pada Titik Sepi

Rabu, 02 Maret 2011

Piluku untuk Senyummu

oleh Kanzha Reikan pada 15 Februari 2011 jam 10:45
Inilah caraku menghapus semua harapan tentangmu yang masih mengendap di kalbu. inilah jalan yang kutempuh agar tak terus terikat jiwaku oleh bayangmu. inilah keputusan pahit agar tak terus kutelan pahit mendambamu. inilah awal dan akhir dari semua persepsi indah senyummu. dan inilah piluku untuk senyummu.

Terlalu lama ku tenggelam dalam samudra asa yang tak kau tentukan dimana titik temu. lelah ku arungi, parah sampanku hadapi ombakmu. saatnya ku menepi, mengisi amunisi, bahan bakar, logistik, perbaiki layar, menambal kebocoran, dan sejenak menikmati daratan. kemudian 'kan ku lanjutkan ekspedisi ku tentunya dengan kompas baru, peta baru, tujuan baru, dan tentunya harapan yang baru.

Maaf..sengaja ku berikan peta dan jalur pelayaran yang memang sudah ku hapal namun tak jua ku temui tujuan itu kepada seorang petualang yang sempat kutemui di salah satu dermaga persinggahan beberapa tahun yang lalu. teman lama, karib, bahkan sudah ku anggap sebagai saudara. mungkin dia lebih siap dan kuat menghaapi ganasnya lautmu. dan tentunya kau pun rela dijamah olehnya. berat memang bagiku menyerahkan begitu saja padanya, tapi mungkin inilah jalan terbaik. lagi pula aku menyerah menemukan dan menemuimu. aku menyerah...

Hari ini mungkin kau kan temui sang petualang itu (saudara ku) di kubah megah tempat para wali berdiskusi. tepat di hari dimana kau terlahir. sungguh suasana yang indah andai itu terjadi. dan mungkin juga kado terindah bagi seorang putri yang sedang menanti sang pangeran dari seberang lautan....ah....sungguh romantis (semoga)...

Semoga ini menjadi awal indahmu, dan semoga ia menjadi jawaban atas semua do'amu.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar