Menatap Langit pada Titik Sepi

Sabtu, 05 Maret 2011

Manajemen Rindu

Pernah mengalami rindu yang menggebu-gebu terhadap sesorang yang begitu berarti buat kita? pastinya kita semua merasakan itu ya. Kekasih hati nun jauh dimata tapi dekat dihati. Ingin menjumpainya, tapi apa daya kemampuan tidak memenuhi.

Rindu adalah sebuah gejolak jiwa yang harus diantisispasi, karena kalau tidak ia akan memberikan kegelisahan yang tidak pernah padam. Ia akan menjadikan diri berkeluh kesah, gelisah, sedih , dan terasing. Tahukah engkau wahai diri, kalau kondisi rindu sudah seperti itu, maka itu adalah tanda kehampaan hati. Hati menjadi sakit.

"Tidakkah kamu melihat orang-orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Rabb nya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmuNYA dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya." (Qs. Al Jatsiyah :23).


Itulah, kalau rindu tidak bisa dikendalikan maka ia adalah nafsu yang membelenggu. Biasanya rindu itu bisa jadi karena rasa suka yang berlebihan. Rasa suka yang berlebihan itu banyak sebabnya, diantaranya:
1.      Hati yang tidak terisi oleh rasa cinta, rasa syukur, dzikir, dan ibadah kepada Allah.
2.      Membiarkan mata jalang. Mengumbar mata adalah jalan yang mengatarkan pada kesedihan dan keresahan.
3.      Meremehkan ibadah, dzikir, doa, dan sholat nafilah

Agar rindu tidak membelenggu dan agar kehidupan kembali normal, maka kita harus berikhtiar untuk mengobati rindu yang datang. Misalnya dengan :
1.      Berusaha untuk berada di pintu-pintu ibadah dan memohon kesembuhan kepada Yang Maha Agung.
2.      Merendahkan pandangan dan menjaga kemaluan
3.      Menjauhkan hati dari hal-hal yang bisa mengikat dan berusaha melupakannya
4.      Menyibukkan diri dengan amal shaleh dan berguna
5.      Menikah secara syar'i


Tidak ada komentar:

Posting Komentar